Teknologi Pengolah Air Siap Minum BPPT Bantu Korban Gempa Lombok #PrayforLombok

ilustrasi
NAHDLATUL ULAMA HUMBAHAS -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT telah mengirimkan teknologi Pengolah Air Siap Minum atau Arsinum yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah bencana gempa Lombok sejak awal terjadi, bulan lalu.

"Dalam aksi sosial dan bakti teknologi BPPT untuk bencana gempa di Lombok, NTB, inovasi Arsinum merupakan bukti nyata bahwa teknologi mampu berperan untuk antisipasi bencana, pun pascabencana," ujar Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza, Rabu, 3 Oktober 2018.

Unit pengolah Arsinum BPPT, kata dia, memiliki dua tipe, satu unit fix Arsinum dipasang di Kantor Pemerintah Kabupaten Lombok dan unit lainnya adalah mobile Arsinum. Sejak 7 September, keduanya telah dioptimalkan operasinya untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Lombok.

"Setiap kali unit Arsinum Mobile beroperasi, setidaknya ada sekitar 1.000 hingga 3.000 liter air bersih dan siap minum yang didistribusikan kepada 20 hingga 80 kepala keluarga. Total mencapai 65.000 liter sepanjang operasi," kata Hammam.

Mobile Arsinum merupakan unit pengolah Arsinum yang dipasang pada kendaraan roda empat. Mobile Arsinum dipasang pada mobil berkabin ganda, dirancang khusus untuk tangguh, sehingga mudah menjangkau lokasi-lokasi daerah terdampak bencana yang kesulitan sumber air bersih. Unit ini menggunakan tenaga surya sehingga bisa beroperasi walau tidak ada sumber listrik.

Arsinum, yang mengolah air dari berbagai sumber mata air, seperti sungai, telah dijamin kualitasnya, karena telah memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990. "Air dari Arsinum aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat," kata dia.

Hammam berharap teknologi BPPT dapat dimanfaatkan secara optimal untuk wilayah lainnya di Indonesia. Tak hanya untuk bencana gempa seperti Lombok, air bersih dan siap minum juga dibutuhkan untuk bencana di Palu dan Donggala, maupun di wilayah lain yang terdampak bencana kekeringan.

"Kami butuh dukungan dari kementerian dan lembaga lain, utamanya untuk mereplikasi teknologi serupa, agar bisa diterapkan di berbagai wilayah Indonesia," tutur Hammam. (sumber)

Post a Comment

0 Comments